Kamis, 25 Juni 2009

Bayi Anda Gumoh?


Gumoh merupakan cairan putih dari mulut bayi, terutama setelah diberi susu. Jangan panik, kondisi yang dalam istilah medis biasa disebut dengan regurgitasi ini kerap dialami bayi hingga ia berusia 12 bulan.

Gumoh berbeda dengan muntah. Gumoh terjadi karena ada udara di dalam lambung yang terdorong keluar saat makanan masuk ke dalam lambung bayi. Gumoh terjadi secara pasif atau terjadi secara spontan. Berbeda dari muntah, ketika isi perut keluar karena anak berusaha mengeluarkannya. Dalam kondisi normal, gumoh bisa dialami bayi antara 1 - 4 kali sehari.

Gumoh dikategorikan normal, jika terjadinya beberapa saat setelah makan dan minum serta tidak diikuti gejala lain yang mencurigakan. Selama berat badan bayi meningkat sesuai standar kesehatan, tidak rewel, gumoh tidak bercampur darah dan tidak susah makan atau minum, maka gumoh tak perlu dipermasalahkan. Hal yang penting untuk diwaspadai adalah jika jumlah cairan gumoh yang dikeluarkan lebih banyak daripada yang masuk, kalau hal ini terjadi, jangan tunggu terlalu lama segera bawa bayi ke dokter.

Penyebab terjadinya gumoh memang bisa bermacam-macam. Di antaranya adalah:

  1. Susu atau ASI yang diminum bayi melebihi kapasitas lambung, padahal di usia itu kapasitas lambung bayi masih sangat kecil.
  2. Terlalu aktif. Misalnya pada saat bayi menggeliat atau pada saat bayi terus menerus menangis.
  3. Klep penutup lambung belum berfungsi sempurna. Dari mulut, susu akan masuk ke saluran pencernaan atas, baru kemudian ke lambung. Nah, di antara kedua organ tersebut terdapat klep penutup lambung. Pada bayi, klep ini biasanya belum berfungsi sempurna. Akibatnya, kalau bayi dalam posisi yang salah susu akan keluar dari mulut.

Bagaimanakah solusinya?

  1. Beri bayi susu yang lebih kental. Cara ini hanya disarankan pada bayi yang mengonsumsi susu formula. Campurkan tepung beras sebanyak 5 gram untuk setiap 100 cc susu. Lalu minumkan seperti biasanya.
  2. Ubah posisi menyusu bersudut 45 derajat. Posisi terlentang membentuk sudut 45 derajat antara badan, pinggang, dan tempat tidur bayi. Posisi ini telah terbukti membantu mengurangi aliran balik susu dari lambung ke kerongkongan.
  3. Gendong bayi dalam posisi 45 derajat hingga ia bersendawa segera setelah selesai makan dan minum. Atau tidurkan terlentang dan ganjalan berupa bantalan atau tumpukan kain di punggungnya. Biarkan ia pada posisi tersebut selama mungkin (minimal 2 jam).
  4. Hindari untuk langsung mengangkat bayi saat ia gumoh atau muntah karena cara ini justru berbahaya, karena muntah atau gumoh bisa turun lagi, masuk ke paru, dan akhirnya malah mengganggu paru-paru.
  5. Biarkan saja jika bayi mengeluarkan gumoh dari hidungnya. Hal ini justru lebih baik daripada cairan kembali dihirup dan masuk ke dalam paru-paru karena bisa menyebabkan radang atau infeksi.
  6. Beri bayi minum sedikit demi sedikit, tapi sering. Selalu usahakan cairan yang masuk lebih banyak ketimbang cairan yang keluar supaya tidak terjadi dehidrasi.

Bookmark and Share

Senin, 15 Juni 2009

Awas! Bahaya Mengancam Anak Anda


Saat ini, bukan hanya bahaya berat badan berlebih saja yang dapat diderita buah hati Anda, tapi bahaya kenaikan tekanan darah dapat juga dialaminya, yang dapat menyebabkan hipertensi, penyakit jantung dan stroke pada saat mereka baru berusia 20 tahun.

Ini bukan hanya perkiraan saja, tapi merupakan hasil dari penelitan dari dokter-dokter di AS, yang tertuang dalam Journal of the American Medical Association.

Walaupun penelitian itu dilakukan terhadap anak-anak Amerika, yang berusia antara 8 - 12 tahun, tapi tidak berarti bahwa hal itu tidak terjadi pada anak-anak di Indonesia. Dan untuk itu diperlukan penelitan lebih lanjut dari para ahli di Indonesia.

Dari penelitian tersebut, terlihat bahwa terjadi peningkatan proporsi berat badan berlebih, untuk anak laki-laki dari 11,3 % pada tahun 1988 - 1994 dan 15,5 % pada tahun 1999 - 2000 dan untuk anak perempuan, dari 9,7 persen menjadi 15,5 %. Sedang pada penelitian lain, yang menghubungkan dengan kenaikan tekanan darah, terlihat kenaikan pada tekanan sistolik (nilai atas pengukuran tekanan darah) sebesar 1,4 mmHg dan tekanan sistolik (nilai bawah pengukuran tekanan darah), sebesar 3,3 mmHg.

Peningkatan-peningkatan ini disebabkan karena meningkatnya Indeks Masa Tubuh, yaitu perbandingan antara tinggi badan dan berat badan anak, diet anak yang berubah dimana lebih menyukai makanan cepat saji dan berkurangnya aktifitas fisik anak dimana anak lebih senang menonton televisi dan permainan dari layar televisi atau komputer.

Cara mengatasinya? Ubahlah gaya hidup buah hati Anda, usahakan mempunyai berat badan yang ideal dan berolahragalah.

Bookmark and Share

Tasly Camellia Bee Pollen Tea


Teh kesehatan untuk masyarakat modern. Teh Pollen adalah minuman kesehatan yang bebas polusi dan tanpa efek samping. Dapat menjaga keseimbangan metabolisme sehingga mampu meningkatkan imunitas tubuh.Komposisi Pollen yang berkualitas tinggi berfungsi untuk menghambat proses penuaan, mengurangi berat badan, mengurangui kadar lemak dalam darah, mengatasi rasa lelah dan mempercantik kulit.

Teh Pollen merupakan minuman yang menyegarkan dan berkhasiat bagi kesehatan. Teh ini juga dapat memperbaiki kualitas tidur sehingga vitalitas tubuh anda meningkat.

Kelebihan Tasly Camellia Bee Pollen Tea
  • Teh Camellia ini kaya akan protein, asam amino, asam lemak, vitamin dan berbagai komposisi aktif lainnya, yang dimana kadar protein, asam aminonya lebih tinggi 5-7 kali lipat dari yang terdapat pada telur ayam dan susu sapi.
  • Dalam bidang nutrisi dinamakan sumber protein yang sempurna, kandungan asam lemak tidak jenuhnya lebih tinggi dari hewan maupun tumbuhan lainnya. Kandungan vitamin B-nya adalah yang paling tinggi, bubuk camellia bisa mengubah lemak menjadi energi , jadi memiliki efek melangsingkan tubuh.
  • Tasly menggunakan mesin manufaktur yang modern dengan cara menurunkan dan mempertahankan suhu yang stabil serta menghancurkan dinding pollen (untuk memudahkan penyerapan nutrisi oleh tubuh)
  • Tasly menggunakan bahan dasar teh hijau alami, dipadukan dengan pollen bunga camellia yang berkualitas tinggi. Proses manufaktur dari Tasly telah mendapatkan sertifikat dari berbagai manca negara, termasuk negara China (Tiongkok) sendiri.
Komposisi :
Pollen, teh tiongkok berkualitas tinggi

Spesifikasi :
1,5 mg x 20 sachet /kotak

Cara Konsumsi :
Masukkan 1 sachet teh ke dalam air panas selama 2 menit, 2-3 sachet sehari


Bookmark and Share

Minggu, 14 Juni 2009

Anda Sakit Maag ...???

Sakit maag bisa menyerang kapan saja. Pagi, siang, sore atau malam. Begitu sakit maag (lambung) menyerang, penderita akan dibuat repot. Tidak makan, perut terasa perih. Perut diisi seperti mau muntah. Gejala lain yang terasa yaitu nyeri ulu hati, bloating (lambung terasa penuh), kembung , bersendawa, cepat kenyang, perut keroncongan (borborgygmi) hingga sering buang gas. Gejala itu bisa akut, berulang dan kronis. Disebut kronis jika gejala berlangsung lebih dari satu bulan terus menerus.

Jika sudah demikian, aktivitas dan produktivitas kerja tentu menurun. Gejala penyakit maag di atas bisa terjadi pada semua usia, terutama usia di atas 20 tahun. Angka kejadiannya antara 50-60% di masyarakat. Artinya, 1 dari 2 orang pernah mengalami gejala maag.

Berdasarkan penyebabnya, dispepsia atau sakit maag dibedakan menjadi dua, yaitu organik dan fungsional. Dispepsia organik adalah bila saat dilakukan pemeriksaan endoskopi ditemukan ada kelainan organik pada saluran tengah atas berupa ulkus/ bintik-bintik luka, polip atau tumor di lambung, ulkus gaster dan ulkus 12 jari. Penyebabnya sering bersifat multifaktor, sering juga dikaitkan dengan kuman Helicobacter pylori (H. Pylori) sebagai penyebabnya. Infeksi kuman H.pylori menimbulkan peptic ulcer disease (PUD). H.Pylori berkoloni pada lapisan terdalam mukosa, yang merupakan pelindung dari mukosa lambung dan mengganggu fungsinya sebagai pelindung.

Adapun dispepsia fungsional terjadi tanpa adanya kelainan struktur organ lambung (seperti ulkus tumor mau pun kanker), saat dilakukan pemeriksaan klinis, biokimiawi hingga pemeriksaan penunjang lainnya, seperti USG, endoskopi, Rontgen hingga CT Scan.

Dispepsia fungsional dibagi lagi berdasarkan gejalanya. Ada tipe ulkus, di mana yang dominan adalah rasa nyerinya. Ada tipe dismolititas, yang disebabkan ketidaknormalan pergerakan usus (motilitas) dari saluran pencernaan bagian atas (esofagus, lambung dan usus halus bagian atas), atau gangguan perlambatan pengosongan lambung.tipe dismotilitas ini, yang dominan terasa adalah rasa mual, penuh dan kembung. Ada lagi tipe non spesifik/ campuran, yang gejalanya gabungan antara nyeri di ulu hati dan rasa mual, kembung dan muntah, tapi tidak ada yang spesifik atau dominan.

Biasanya, penyakit maag terjadi karena dua hal. Yaitu, gangguan fungsional kerja lambung yang tidak baik dan gangguan struktur anatomi. Gangguan fungsional berhubungan dengan adanya gerakan dari lambung, yang berkaitan dengan sistem saraf di lambung atau hal-hal yang bersifat psikologis, gangguan struktur anatomi, bisa berupa luka, erosi, atau juga bisa tumor.

Dalam berbagai literatur disebutkan gaya hidup khususnya yang terkait pola makan tidak teratur dapat menimbulkan gejala sakit maag. Hal itu terjadi karena lambung memproduksi asam lambung untuk mencerna makanan dalam jadwal yang teratur. Bahkan, di saat tidur pun lambung tetap memproduksi asam walau tak ada makanan yang harus dicerna. Asam lambung dalam jumlah seimbang diperlukan untuk membantu pencernaan. Tapi, jika berlebihan bisa menimbulkan masalah. Produksi asam lambung biasanya meningkat saat tubuh memerlukan, yaitu ketika makan. Sebaliknya, pada saat tidak diperlukan, produksi asam lambung akan menurun kembali.

Untuk mengobati penyakit maag dan asam lambung, kami menyarankan anda untuk mengkonsumsi Tasly Propolis & Glossy Ganoderma Capsule (2 kapsul dalam 1 - pagi & malam) dan meminum Tasly Camellia Bee Pollen Tea (2 sachet setiap hari setelah makan pagi dan makan siang). Insya Allah radang lambung dan penyakit maag anda sembuh.

Bookmark and Share

Sabtu, 06 Juni 2009

Perbedaan Hipertensi & Hipotensi

Hipertensi dan hipotensi, keduanya merupakan suatu hal yang amat berlawanan. Hipertensi berarti tekanan darah tinggi, sedangkan hipotensi adalah tekanan darah rendah. Selama ini, hipertensi lebih sering ditakuti dibandingkan hipotensi. Tetapi, apakah benar demikian? Tulisan ini dapat menjawab pertanyaan tersebut.

DEFINISI

Sebelum melangkah dan membandingkan lebih jauh, ada baiknya kita terlebih dahulu mengenal dengan jelas apa itu hipertensi dan hipotensi.

Hipertensi adalah istilah medis yang digunakan pada orang yang memiliki tekanan darah di atas 140/90 mmHg. Angka 140 merupakan tekanan darah sistolik, yaitu tekanan dinding pembuluh darah pada waktu jantung memompakan darah keseluruh tubuh; sementara angka 90 menunjukkan tekanan diastolik, yang merupakan tekanan pada dinding pembuluh darah dari seluruh tubuh kembali ke jantung. Sementara itu, hipotensi adalah istilah untuk menyebutkan tekanan darah di bawah 90/60 mmHg.

Berbeda istilah, tentu dapat berbeda pula penyebabnya. Hipertensi sering kali disebabkan oleh faktor sekunder, yaitu oleh karena adanya penyakit lain seperti: penyakit ginjal, kelainan hormonal, obat-obatan, obesitas, stress, dan alkohol. Selain itu, hipertensi juga dapat terjadi secara primer(disebut juga sebagain hipertensi esensial), yaitu bila hipertensi tersebut tidak / belum diketahui penyebabnya (terdapat pada kurang lebih 90 % dari seluruh hipertensi).

Sementara itu, hipotensi sering disebabkan oleh hal-hal seperti: pendarahan, pelebaran pembuluh darah karena infeksi yang meluas, volume darah yang berkurang (seperti pada diare), penurunan curah jantung, dan vasodilatasi pembuluh darah.

GEJALA-GEJALA

Penyakit darah tinggi sering menimbulkan keluhan sebagai berikut:
  • sakit kepala
  • tekanan darah meningkat
  • letih dan lesi
  • mual
  • muntah
  • sesak nafas
  • gelisah
  • pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung, dan ginjal.
  • kuping berdengung (tinnitus).

Hipotensi sendiri memiliki gejala-gejala seperti:
  • nyeri dada
  • napas pendek
  • denyut jantung ireguler
  • demam
  • batuk berdahak
  • diare
  • muntah
  • penurunan kesadaran.

LEBIH BERBAHAYA MANA?

Menurut suatu penelitian, hipertensi memang lebih berbahaya dibandingkan dengan hipotensi. Dalam penelitian itu disimpulkan bahwa tekanan darah rendah (hipotensi) memiliki harapan hidup yang lebih tinggi dibanding orang yang tekanan darahnya normal. Penelitian lain juga menegaskan bahwa orang yang mengalami hipotensi sejak kecil usianya lebih panjang dan lebih sehat. Hipotensi akan menjadi masalah jika terjadi pada usia dewasa, dan dipenderita awalnya sangat sehat.

Namun demikian, tekanan darah yang terlalu rendah pun tidak baik dan dapat membahayakan jiwa. Seseorang dengan tekanan darah yang terlalu rendah, darahnya tidak mampu dipompakan ke seluruh tubuh. Dengan demikian, sel-sel tubuh kekurangan nutrisi dan oksigen, yang lama-kelamaan dapat menyebabkan kematian jaringan.

Oleh karena itu, ada baiknya Anda tetap menjaga tekanan darah Anda dalam batas normal.

TERAPI DAN PENCEGAHAN

Bagi mereka yang sudah memiliki hipertensi atau hipotensi, dapat dilakukan beberapa macam terapi penyembuhan. Terapi paling utama untuk keduanya adalah dengan mengatasi penyebab hipertensi dan hipotensi. Bila pembuluh darah terlalu melebar (vasodilatasi), berikan vasokonstriktor. Bila penyakit ginjal menyebabkan hipertensi, sembuhkan terlebih dahulu penyakit ginjal tersebut. Dengan menghilangnya penyakit penyebab, diharapkan hipertensi dan hipotensi yang terjadi dapat disembuhkan pula.

Untuk pencegahan, sebaiknya penderita hipertensi dan hipotensi dapat menjaga makanan dan minuman yang masuk dalam tubuhnya, serta berolahraga secara teratur.

Terdapat beberapa pantangan makanan untuk penderita hipertensi, yaitu garam yang terlalu banyak dan makanan berkolesterol tinggi. Garam akan menarik air dan meningkatkan kadar air dalam pembuluh darah, sehingga volume darah meningkat dan dapat menyebabkan hipertensi. Sementara itu makanan berkolesterol seperti daging kambing dapat memicu terjadinya perdarahaan di otak (stroke), serangan jantung, dan gagal ginjal, yang kesemuanya merupakan factor predisposisi dari hipertensi.

Sebaliknya, penderita hipotensi justru disarankan untuk mengkonsumsi garam. Namun belum diketahui dengan pasti apakah mereka diperbolehkan mengkonsumsi makanan berkolesterol tinggi karena belum jelas apakah kolesterol dapat meningkatkan tekanan darah atau tidak. Tetapi satu hal yang memungkinkan, kolesterol dapat meningkatkan kandungan hemoglobin darah.

Dengan mengetahui bahaya dari hipertensi dan hipotensi, diharapkan kita dapat lebih dini mencegah kedua hal tersebut dengan membiasakan diri hidup sehat dan teratur.

REFERENSI:
http://www.depkes.go.id/
http://www.medicastore.com/
http://www.mitrakeluarga.net/
http://www.republika.or.id/
http://www.wikipedia.org/

Bookmark and Share

Rabu, 03 Juni 2009

Apa itu Hipertensi ?

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah penyakit yang umum terjadi dalam masyarakat kita. Keadaan itu terjadi jika tekanan darah pada arteri utama didalam tubuh terlalu tinggi. Hipertensi kini semakin sering dijumpai pada orang lanjut usia.
Tekanan darah tubuh yang normal adalah 120/80 (tekanan sistolik 120 mmHg dan tekanan diastolik 80 mmHg). Namun, nilai tekanan darah tersebut tidak memiliki nilai yang baku. Hal itu berbeda-beda tergantung pada aktifitas fisik dan emosi seseorang.

Hipertensi merupakan kelainan yang sulit diketahui oleh tubuh kita sendiri. Satu-satunya cara untuk mengetahui hipertensi adalah dengan mengukur tekanan darah kita secara teratur. Diketahui sembilan dari sepuluh orang yang menderita hipertensi tidak dapat diidentifikasi penyebab penyakitnya. Hipertensi sebenarnya dapat diturunkan dari orang tua kepada anaknya. Jika salah satu orang tua terkena hipertensi, maka kecenderungan anak untuk menderita hipertensi adalah lebih besar dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki orang tua menderita hipertensi.

Keluhan yang mungkin timbul akibat hipertensi antara lain yaitu nyeri di daerah kepala bagian belakang, mimisan, penglihatan yang kabur, kelemahan pada otot, mual, muntah, dan sebagainya.

Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

  1. Hipretensi primer, yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya.
  2. Hipertensi sekunder, yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit, obat-obatan, maupun kehamilan.

Sedangkan klasifikasi hipertensi menurut WHO berdasarkan tekanan diastolik, yaitu:

  1. Hipertensi derajat I, yaitu jika tekanan diastoliknya 95-109 mmHg.
  2. Hipertensi derajat II, yaitu jika tekanan diastoliknya 110-119 mmHg.
  3. Hipertensi derajat III, yaitu jika tekanan diastoliknya lebih dari 120 mmHg.

Hipertensi diduga dapat berkembang menjadi masalah kesehatan yang lebih serius dan bahkan dapat menyebabkan kematian. Seringkali hipertensi disebut sebagai silent killer disease karena dua hal, yaitu:

  • Hipertensi sulit disadari oleh seseorang karena hipertensi tidak memiliki gejala khusus. Gejala ringan seperti pusing, gelisah, mimisan, dan sakit kepala biasanya jarang berhubungan langsung dengan hipertensi. Hipertensi dapat diketahui dengan mengukur tekanan darah secara teratur.
  • Penderita hipertensi, apabila tidak ditangani dengan baik, akan mempunyai risiko besar untuk meninggal karena komplikasi kardiovaskular seperti stroke, serangan jantung, gagal jantung, dan gagal ginjal.

Pengobatan terhadap penderita hipertensi dapat dilakukan sebagai berikut:

  1. Pengobatan tanpa obat, antara lain dengan diet rendah garam, kolesterol, dan lemak jenuh; peredaan stres emosional; berhenti merokok dan alkohol; serta latihan fisik secara teratur.
  2. Pengobatan dengan produk herbal TASLY, hipertensi dapat diberikan Danshen Plus Capsule (2 kapsul sehari) dan Cordyceps Capsule (2 kapsul sehari), dan dikonsumsi minimal satu bulan. Setelah terlihat hasilnya maka penggunaan Danshen Plus dan Cordyceps bisa dikurangangi.
  3. Pengobatan dengan menggunakan obat antihipertensi. Terdapat banyak jenis obat antihipertensi yang beredar saat ini. Untuk pemilihan obat antihipertensi yang tepat, sebaiknya langsung menghubungi dokter.

Dengan pengobatan dan kontrol yang teratur serta menghindari berbagai faktor penyebab terjadinya hipertensi, maka angka kematian akibat penyakit tersebut sebenarnya dapat ditekan.


Bookmark and Share