Sabtu, 30 Mei 2009

Cegah Si Kecil Kelebihan Gizi

Memang gizi kurang merupakan salah satu masalah pada balita di Indonesia. Berdasarkan data Depatemen Kesehatan, kecenderungan kasus gizi kurang pada tahun 2004 mencapai 27,5% dan kasus balita dengan gizi buruk mencapai angka 8,3. Hal sebaliknya juga terjadi yakni, ditemukan peningkatan kasus gizi lebih atau obesitas pada anak-anak usia sekolah, sebesar 21%. Ini berdasarkan sebuah penelitian di jakarta, yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan tahun 2004.

Dari berbagai jenis makanan sumber kalori dan zat gizi, sebetulnya lemak punya beberapa manfaat. Kandungan kalori di dalam lemak yang tinggi dapat digunakan dengan cepat sebagai pemenuh kebutuhan energi si kecil. Walau dikonsumsi dalam porsi kecil. Lemak juga dibutuhkan sebagai pelarut bagi 4 jenis vitamin, yaitu A,D,E, dan K, yang sangat penting bagi proses tumbuh-kembang anak. Jenis-jenis makanan kaya lemak pun, seperti susu , daging merah dan telur, umumnya dengan mudah akan dilahap si kecil. Tak heran, keberadaan lemak memang menimbulkan cita rasa yang enak.

Tentang jenis-jenis penyakit akibat kelebihan lemak yang dapat mengancam anak-anak ini yang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas, lebih besar kemungkinannya untuk terkena penyakit tekanan darah tinggi, hiperlipidemia atau di dalam darahnya terkandung kadar lemak yang tinggi, terganggunya toleransi glukosa darah, diabetes mellitus, penyakit jantung, penyempitan pembuluh darah, dan stroke.

Tak hanya mewaspadai keseimbangan lemak dan zat gizi makro lainnya, seperti karbihidrat, protein dan lemak, anda sebaiknya juga menjaga konsumsi zat gizi mikro si kecil agar tidak berlebihan.

Fluor (F) yang dibutuhkan untuk membantu pertumbuhan gigi yang kuat, serta mencegah terjadinya kavitis ( gigi berlubang akibat gigi busuk). Bila berlebihan, justru akan merusak gigi susu yang akan tumbuh. Hal ini tegaskan the American Academy of Pediatric Dentistry. Itu sebabnya, institusi ini bersama dengan the American of Pediatrics tidak merekomendasikan pemberian suplemen flour kepada bayi-bayi yang mendapat ASI maupun susu formula selama 6 bulan pertama, untuk mencegah kelebihan flour.

Selain itu, berbagai jenis vitamin dan mineral yang dikonsumsi secara berlebihan, juga dapat menyebabkan gangguan pada fungsi kerja hati. Padahal, organ ini merupakan penyaring aneka jenis zat-zat yang tidak diperlukan oleh tubuh. Itu sebabnya, kelebihan vitamin maupun mineral, akan menyebabkan tubuh justru menjadi keracunan.

Si kecil dapat dikatakan mengalami kelebihan vitamin (hipervitaminosis) bila si kecil kelebihan sekitar 10X dari jumlah kecukupan. Tanda-tandanya, keluhan nyeri tulang, hidrosefalus ( kepala besar akibat penimbunan cairan otak ), muntah, radang gusi ( gingivitis ) dan gangguan fungsi hati.

Hipervitaminosis C pada si kecil ditandai dengan gejala nyeri perut dan diare. Sedagkan hipervitaminosis E terjadi bila kelebihan sekitar 100X dari jumlah kecukupan. Gejalanya baru akan muncul bila hipervitaminosis ini sudah berlangsung dalam waktu yang lama. Contohnya, terjadi kelemahan otot dan gangguan metabolisma vitamin A.

Jadi, penting diingat bahwa dalam memberikan apa pun kepada si kecil berikanlah dalam porsi yang seimbang, termasuk zat gizi. Sebab, apapun bentuk zat gizi yang anda berikan kepada si kecil, bila dalam jumlah cukup dan seimbang, tentu akan bermanfaat. Sebaliknya, apapun yang bermanfaat, bila diberikan dalam jumlah yang
berlebihan, justru akan jadi bersifat racun.




Bookmark and Share

Tidak ada komentar:

Posting Komentar