Jumat, 29 Mei 2009

Anak Gemuk? Belum Tentu Makmur...

Tingginya tingkat ekonomi, perubahan kebudayaan, dan berkembangnya teknologi pangan kini banyak melahirkan generasi anak yang gemuk. Sebenarnya ada alasan medis mengapa anak tidak boleh terlalu gemuk.

Kegemukan sudah menjadi wabah di dunia saat ini. Cukup banyak pusat-pusat pelangsingan tubuh yang mulai bermunculan di mana-mana. Gemuk bagi sebagian orang memang masih menyimpan lambang kemakmuran. Sebagian besar orang tua, terutama ibu, juga menginginkan anaknya berbadan gemuk karena akan terlihat lucu dan montok. Di Amerika Serikat sendiri kini tengah bergulat menghadapi anak yang tergolong gemuk, karena jumlahnya telah mencapai lebih dari setengah populasi anak disana. Sebagian besar anak tersebut malah membutuhkan konsultasi dokter.

Kecenderungan terjadinya kelebihan berat badan pada anak-anak diduga karena konsumsi junk food yang berlebihan. Menu junk food kaya akan lemak, gula, garam, serta sangat tinggi kalori. Lidah anak zaman sekarang diduga sudah terkondisikan dengan cita rasa yang gurih, manis, asin, dan serba berbumbu. Itulah yang menggiring mereka tidak lagi menyukai menu makanan di dalam rumah.

Diet tanpa pengawasan dari dokter tidak dianjurkan bagi anak yang gemuk. Di masa pertumbuhan, tubuh anak tidak boleh sampai kekurangan zat gizi. Diet menguruskan badan bukanlah hal yang tepat karena yang berkurang dalam menu tidak hanya kalorinya, melainkan juga semua zat gizi yang dibutuhkan anak untuk pertumbuhannya. Selain itu, obat antilemak seperti yang dikonsumsi oleh orang dewasa dengan lemak darah yang tinggi juga tidak dianjurkan diberikan kepada anak. Sebenarnya dengan mengurangi porsi menu makanan yang berlemak atau berkolesterol, ditambah dengan olahraga yang rutin, diharapkan dapat menurunkan kadar lemak darah dalam tubuh si anak.

Salah satu cara yang mungkin dapat dilakukan adalah melalui akupunktur yang dapat menekan nafsu makan, sambil tetap mengatur kecukupan gizi agar pertumbuhan anak tetap tercukupi. Seorang anak akan menjadi gemuk jika porsi makanan yang dikonsumsinya melebihi kebutuhan tubuh. Kelebihan kalori tersebut disimpan menjadi lemak di bawah kulit. Sel-sel lemak tubuhnya menjadi besar-besar dan jumlahnya menjadi lebih banyak jika dibandingkan dengan anak normal.

Jika seorang bayi diberikan makanan sesuai dengan umur dan tahapan perkembangan usianya, kecil kemungkinan seorang anak menjadi gemuk. Biasakan supaya anak lebih banyak bergerak karena dapat membantu membangun tulang dan otot, selain membakar kelebihan kalori yang diperoleh dari makanan yang berlebih. Semakin kurang bergerak, berolahraga, dan latihan jasmani, semakin besar pula kemungkinan anak menjadi gemuk dan badan anak pun menjadi?tidak bugar.

Selera makan anak yang sudah telanjur gemuk umumnya jadi meningkat luar biasa. Oleh karena itu, anak yang sudah telanjur gemuk dengan mudah akan bertambah berat badannya kalau dorongan untuk terus makannya tidak ditahan atau terkendali.

Anak gemuk tidak hanya disebabkan oleh makanan yang berlebihan, namun bisa juga sebagai?kasus suatu penyakit. Ada beberapa jenis penyakit (seperti kelainan hormon dan gen) yang membuat tubuh anak gemuk menjadi abnormal atau gemuknya kelihatan tidak sehat.

Anak gemuk menunjukkan profil lemak dalam darahnya cukup tinggi. Walaupun tidak selalu harus lemak dalam darahnya yang tinggi, namun kebanyakan remaja di negara maju, kolesterol dan trigliserida-nya sudah di atas normal. Itulah yang menerangkan mengapa sekarang ini banyak serangan jantung atau stroke muncul pada usia yang lebih dini, yaitu kurang dari usia 40 tahun.

Lemak yang berlebih dalam darah kini diyakini dapat juga mendorong terjadinya kanker pada organ tubuh, seperti rahim, ginjal, dan payudara. Risiko gangguan hati dan kencing manis juga diduga akibat semakin tingginya lemak di dalam darah.





Bookmark and Share

Tidak ada komentar:

Posting Komentar